Seputar Peradilan

 

MENYELAMI  MAKNA  HAKIKAT TAQWA

 


www.pa-manna.go.id | Senin (21/05) / 6 Ramadhan 1439 H Bertempat di Musholah Baitul ‘Adli Pengadilan Agama Manna kembali diadakan kegiatan kultum atau siraman rohani yang dilaksanakan ba’da sholat dzuhur berjamaah. Pada kali kedua ini Bapak. Ahmad Ridho Ibrahim, S.H., M.H. (Hakim PA Manna) menyampaikan materi ceramah yang bertemakan “Menyelami Makna Hakikat Taqwa”.


Sebagimana kita ketahui bahwasanya perintah puasa terkandung dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 yang mana substansi dari diperintahkannya berpuasa agar dijadikannya manusia yang bertaqwa. Bertaqwa tidak hanya dalam arti melaksanakan segala perintah-perintah dan menjauhi segala larangan-larangan Allah Ta’ala semata. Tetapi lebih dari itu makna dan hakikat taqwa sebagaimana yang dimaksudkan oleh Ali bin Abi Thalib r.a. yang mengatakan bahwa hakikat taqwa itu ada 4 (empat).


Pertama, Al-Khaufu Minal Jalil (taqwa itu akan menjadikan seseorang merasa takut kepada Allah swt yang memiliki sifat Jalal). Dengan adanya rasa takut kita kepada Allah yang mempunyai sifat Jalal ini menjadikan kita untuk berpikir kembali atau mempertimbangkan terlebih dahulu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Ta’ala. Dan tentunya dengan adanya rasa takut itu kita menjadi timbul keinginan kita untuk bertaqwa dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu di bulan puasa ini dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar takut kepada Allah menjadikan kita insan-insan yang selalu mendekatkan diri dan bertaqwa kepada Allah Ta’ala.


Kedua, Wal ‘amalu bit tanzil (beramal dengan dasar al-Qur’an). Dengan ada pedoman hidup berupa Al-Quran dan As-Sunnah yang telah diturunkan oleh Allah dan dtinggalkan Rasulullah ﷺ tentunya menjadikan kita tidak melakukan suatu perbuatan tanpa mengetahui dalil/dasarnya atau biasa disebut taqlid buta. Sehingga derajat taqwa yang akan kita capai sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah.


Ketiga, Al-Qana’atu bil Qalil (menerima (qona’ah) terhadap yang sedikit). Setiap orang yang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang sedikit, sesungguhnya orang yang memiliki rizqi yang sedikit dan merasa cukup dengan rizqi tesebut adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu dicintai oleh Allah Ta’ala. Misalkan saja kita sudah mempunyai penghasilan dari menjadi seorng PNS, seharusnya penghasilan tersebut harus diterima dan disyukuri berpapun itu. Namun inilah karena nafsu manusia terlalu banyak keiinginan sehingga terkadang penghasilan yang ada pun tidak mencukupi baginya. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang bersyukur bukan orang yang kufur akan rizki yang diterima.


Keempat, Al-isti’dadu li yaumir rakhil (bersiap-siap menghadapi hari perpindahan). Perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu alam akhirat. Artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam rangka menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian. yaitu hari keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat.


Semoga di bulan yang penuh berkah ini, di bulan ramadhan ini, kita menjadi orang-orang yang bertaqwa sebagaimana telah Allah janjikan di dalam firmanNya. Taqwa dalam arti yang sesungguhnya dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-laranganNya serta memliki hakikat taqwa yang sesungguhnya. {KIM}